#2 Ruang Tamu Warna Biru

natwords
2 min readAug 25, 2024

--

Aku cukup kesulitan saat mengingat dengan pasti keadaanku lima tahun lalu. Bagaimanapun, kebanyakan dari mereka adalah hal-hal yang menyesakkan dada. Cukup traumatis khususnya bagiku karena perlu mengingat beberapa hal yang menyakitkan. Walau sudah lama berlalu, tetap saja saat ingat kembali, bukan hanya adegannya yang menjadi nyata di dalam kepala, tapi perasaan juga ikut hidup seiring munculnya beberapa potong adegan ke permukaan.

Sebagai ‘Ra’ yang sudah lebih dewasa (kurasa), tentu aku bisa lebih baik dalam menyikapi perasaan sakit yang begitu “hidup” dari masa lalu. Perlu hati yang kuat dan luas untuk kembali meratapi apa yang sudah berlalu. Kurasa, Ali juga lebih dewasa sekarang. Ia semakin menua, saat terakhir kali fotonya meluap ke permukaan beranda sosial mediaku beberapa tahun ini. Tak ada yang banyak berubah sepertinya. Beda denganku, mungkin akan ku ceritakan di laman yang berbeda dan akan lebih menyenangkan.

Sebenarnya, tak banyak yang bisa ku ceritakan soal aku dan Ali dulu. Tapi sengaja ku buat laman “Ruang Tamu Warna Biru” sebagai perspektif ‘Ra’ setelah hari itu berlalu. Bagaimana sekarang aku kembali melihat dan menilai hal-hal yang terjadi antara aku dan Ali di masa itu. Walaupun bagi kebanyakan orang hal ini tidak penting, tapi bagiku ini adalah bentuk pendewasaan dan penerimaan diri. Mengenang adalah kegiatan yang begitu sakral untukku dan butuh hati yang luas untuk melakukannya. Di saat-saat tertentu seperti ini baru aku akan melakukannya. Pun jika ditanya bagaimana perasaanku sekarang, rasanya begitu baik. Aku sudah tidak keberatan jika harus kembali mengingat bagaimana adegan demi adegan yang terjadi saat itu. Aku sudah berdamai.

Ku ajarkan juga pada pasanganku sekarang, Lei. Bahwa mengenang hal-hal yang terjadi di masa lalu bukanlah hal yang tabu. Bagaimanapun, entah aku ataupun Lei pernah hidup di masa itu dan selamanya akan begitu. Tentunya dengan kesepakatan yang disetujui oleh kami berdua. Mungkin setiap pasangan akan berbeda. Tapi aku dan Lei begitu. Dan tak pernah menjadi masalah, sebab sejauh ini tak pernah melewati batas. Pun saat aku mengenang masaku dengan Ali, atau Lei dengan perempuannya masa itu, kami sangat menikmati dan tidak merasa tidak dihargai oleh satu sama lain. Thank you, Lei. I love you infinity.

Mungkin bagian aku dan Lei akan di tulis di laman yang berbeda dan lebih Istimewa. Bagaimanapun, Lei adalah jiwaku sejak aku memutuskan untuk kembali menjalin hubungan romansa.

Kembali pada Ali. Sebagai penutup di bagian kedua ini, aku harap jika suatu saat kamu menemukan lalu membaca ini, aku senang bersamamu dulu, dan maaf jika kamu keberatan untuk terseret kembali ke permukaan, kabari aku.

Baiklah, Ali dan siapapun yang akan membaca ini, apakah kalian siap untuk kembali menjelajahi masa yang sudah berlalu bersamaku?

--

--

natwords

“Ruang Tamu Warna Biru” update setiap Selasa dan Minggu jam 8 malam!